Seorang Ibu Penumpang Odong-odong Maut di Serang Tewas Sambil Peluk Erat Anaknya STARNEWS.site 26 Juli 2022, 15:33 WIB Editor: SILUYS SERANG, STARNEWS.site - Kecelakaan maut antara odong-odong dengan kereta api terjadi di Kampung Silebu, Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (26/7/2022) Akibat kecelakaan tersebut, sembilan penumpang odong-odong tewas dan belasan orang lainnya luka-luka. Salah satu saksi mata, Hari (40) menceritakan detik-detik kecelakaan yang terjadi pada pukul 11.00 WIB itu. Saat itu, ada dua odong-odong yang melintasi rela dengan penuh penumpang. Sopir Odong-Odong yang Tertabrak Kereta Api Diamankan oleh Polisi Odong-odong pertama berhasil melewati rel. Sementara kendaraan kedua tidak sempat melintas karena sempat berhenti di tengah pelintasan hingga kereta yang melintas menghantam bagian belakang kendaraan tersebut. "Mobil odong-odong kedua itu udah ragu, tapi maksain. Padahal itu klakson kereta sudah bunyi dari jauh," kata Ha
Subhanallah...!!! Viral, Masjid Yang Hanyut Hingga ke Tengah Laut Tapi Tetap Utuh
Tidak ada komentar
Viral di media sosial video sebuah masjid apung di muara Sungai Grindulu, Pantai Pancerdoor, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, teseret arus hingga ke tengah laut.
Dari video tersebut, perekam mengatakan bahwa masjid yang berada di Pantai Pancerdoor hanyut terbawa aliran Sungai Grindulu ke lautan.
Saat dikonfirmasi, penjaga Masjid Apung, Ryan Yudianto mengatakan, masjid tersebut terseret arus pada Rabu (10/2/2021) dini hari.
"Kejadiannya sekitar pukul 03.00 WIB saat banjir Sungai Grindulu mulai datang. Jadi ya (tahu-tahu) sudah di lautan," ujar Ryan, dikutip dari Tribunjatim, Rabu.
Kabupaten Pacitan sendiri memang diguyur hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir.
Hal tersebut membuat debit air di Sungai Grindulu yang merupakan sungai terbesar di Pacitan menjadi semakin besar.
"Selain itu alirannya juga membawa sampah. Mungkin pertahanan rakitnya tidak kuat sehingga talinya putus," jelasnya.
Warga baru mengetahui masjid tersebut terbawa arus hingga ke tengah laut pada pukul 05.00 WIB.
"Mungkin terbawa sekitar satu kilometer dari bibir pantai. Masjid tersebut dibangun pada bulan Maret tahun 2020. Isinya ya alat shalat, Alquran, pengeras suara, karpet, tikar," ujar dia.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, Diana Agustinawati mengatakan, masjid tersebut telah dievakuasi dan saat ini sudah berada di pinggir pantai.
"Tadi proses evakuasi berjalan dua jam, mulai pukul 11 hingga pukul 1 siang," kata Diana.
"Personel evakuasi yang di perahu ada empat orang. Kalau di darat dari banyak elemen mulai BPBD, Satpol PP, nelayan hingga relawan dari PSHT juga club off road, surfing dan lainnya," jelasnya.