Seorang Ibu Penumpang Odong-odong Maut di Serang Tewas Sambil Peluk Erat Anaknya STARNEWS.site 26 Juli 2022, 15:33 WIB Editor: SILUYS SERANG, STARNEWS.site - Kecelakaan maut antara odong-odong dengan kereta api terjadi di Kampung Silebu, Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (26/7/2022) Akibat kecelakaan tersebut, sembilan penumpang odong-odong tewas dan belasan orang lainnya luka-luka. Salah satu saksi mata, Hari (40) menceritakan detik-detik kecelakaan yang terjadi pada pukul 11.00 WIB itu. Saat itu, ada dua odong-odong yang melintasi rela dengan penuh penumpang. Sopir Odong-Odong yang Tertabrak Kereta Api Diamankan oleh Polisi Odong-odong pertama berhasil melewati rel. Sementara kendaraan kedua tidak sempat melintas karena sempat berhenti di tengah pelintasan hingga kereta yang melintas menghantam bagian belakang kendaraan tersebut. "Mobil odong-odong kedua itu udah ragu, tapi maksain. Padahal itu klakson kereta sudah bunyi dari jauh," kata Ha
Meninggal Saat Berlayar, Jenazah ABK Ini Tak Dibawa Pulang Ke Kampung Halaman Tapi Dibuang Ke Laut Lepas
Tidak ada komentar
Sungguh tega, tanpa memikirkan perasaan keluarga korban, pihak kapal Long Xing 802 membuang jenazah seorang anak buah kapal (ABK) bernama Muh Alfatah M (20) ke laut lepas.
Alasan kapten kapal sendiri, seperti dilansir newsdetik.com, membuang jenazah pemuda asal Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu lantaran khawatir akan menimbulkan penyakit menular kepada kru kapal lainnya.
Sebelumnya, dalam surat pemberitahuan tentang kabar kematian korban dari Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI, almarhum dijelaskan sempat tidak enak badan dengan gejala kaki dan wajah bengkak, napas pendek, serta dada nyeri saat berlayar menggunakan kapal Long Xing 692 di Apia, negara Kepulauan Samoa.
Karena kondisi kesehatan korban memburuk, korban akhirnya dipindahkan ke kapal Long Xing 802 lantaran kapal sebelumnya bakal berlabuh di Samoa, sehingga korban dapat dirujuk ke rumah sakit.
Namun malang, belum tiba di rumah sakit dan baru delapan jam berpindah kapal, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Keluarga yang berduka pun tak bisa berbuat banyak saat mendapat kabar jenazah korban telah dibuang ke laut. Mereka hanya bisa melakukan salat gaib untuk mendiang Alfatah.
“Keluarga sudah salat gaib dua (hari) yang lalu,” ujar Khairil (23), sepupu korban.