Seorang Ibu Penumpang Odong-odong Maut di Serang Tewas Sambil Peluk Erat Anaknya STARNEWS.site 26 Juli 2022, 15:33 WIB Editor: SILUYS SERANG, STARNEWS.site - Kecelakaan maut antara odong-odong dengan kereta api terjadi di Kampung Silebu, Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (26/7/2022) Akibat kecelakaan tersebut, sembilan penumpang odong-odong tewas dan belasan orang lainnya luka-luka. Salah satu saksi mata, Hari (40) menceritakan detik-detik kecelakaan yang terjadi pada pukul 11.00 WIB itu. Saat itu, ada dua odong-odong yang melintasi rela dengan penuh penumpang. Sopir Odong-Odong yang Tertabrak Kereta Api Diamankan oleh Polisi Odong-odong pertama berhasil melewati rel. Sementara kendaraan kedua tidak sempat melintas karena sempat berhenti di tengah pelintasan hingga kereta yang melintas menghantam bagian belakang kendaraan tersebut. "Mobil odong-odong kedua itu udah ragu, tapi maksain. Padahal itu klakson kereta sudah bunyi dari jauh," kata Ha
Nauzubillah.. Inilah Orang-orang yang Sholat Selama 60 Tahun, Tapi Tidak Pernah Diterima Satu pun Oleh Allah Hanya Karena Hal-Hal Sepele Ini...
Tidak ada komentar
Diantara kesalahan besar yang terjadi pada sebagian orang yang melaksanakansalatadalah tidak tuma'ninah ketika sedangsalat.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganggapnya sebagai pencuri yang paling buruk, sebagaimana disebutkan dalam Misnad Imam Ahmad dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
"Sejahat-jahatnya pencuri adalah yang mencuri dari salatnya". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?". Rasulullah berkata, "Dia tak sempurnakan rukuk dan sujudnya". (HR Ahmad no. 11532, dishahihkan oleh Albani dalam Shahihul Jami' 986)
Seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari YouTube Doa Pedia, tuma'ninah ketika mengerjakan salat adalah bagian dari rukun salat, salat tidak sah kalau tidak tuma'ninah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jika kamu hendak mengerjakan salat, maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al-Quran yang mudah bagimu. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma'ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma'ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma'ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud. Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salatmu". (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah).
Sungguh mengerikan jika kita rajin melaksanakan salat, namun tidak memperhatikan rukun-rukunnya dengan baik, dari mulai berwudhu, takbiratul ikram hingga salam.
"Sesungguhnya (ada) seseorang yang salatselama60 tahun, namun tidak ada satu salat pun yang diterima. Barangkali orang itu menyempurnakan rukuk tapi tidak menyempurnakan sujud. Atau menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan rukuknya". (Hadis Hasan Rieayat Al-Ashbahani dalam At-Targhib, lihat Ash-Shahihah no. 2535)
Sebab yang menjadikan salat seseorang selama60 tahun tidak ada yang diterima satu pun sebagaimana yang disebutkan hadis di atas adalah karena tidak tuma'ninah dalam rukuk dan sujud.
Tak heran jika salat yang kita lakukan bisa tak bernilai pahala melainkan hanya sepersepuluh, sepersembilan, atau paling besar hanya setengahnya saja.
"Sesungguhnya seseorang benar-benar selesai (dari salat) namun tidak dituliskan (pahala) baginya melainkan hanya sepersepuluh dari salatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau setengahnya". (Hadis shohih riwayat Imam Abu Daud).
Padahal, amalan yang paling pertama dihitung kelak di akhirat adalah salat. Jika salatnya baik, Inshaa Allah amalan dan ibadahnya akan Allah terima, namun jika salat saja sudah buruk, maka amat mungkin amalan lainnya tidak diperhitungkan, naudzubillah.
"Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan dimintai pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah salatnua. Bila salatnya baik, maka beruntunglah ia dan bilama salatnua rusak, sungguh kerugian menimpanya". (HR. Tirmidzi)
Maka, marilah kita senantiasa memperbaiki amalan salat kita, agar Allah melihat bahwasanya salat yang kita lakukan tidak hanya sekedar gerakan tanpa jiwa, melainkan juga kita hadirkan hati kita ke hadapan-Nya.***